Mendengkur alias ngorok mulai banyak dilihat sebagai risiko penyakit
yang harus diwaspadai. Setelah banyak dikaitkan dengan risiko obesitas,
gangguan jantung dan impotensi, kini tidur ngorok juga dihubungkan
dengan risiko kebutaan.
Sebuah penelitian yang dilakukan di
Taiwan menunjukkan bahwa seseorang dengan kondisi sleep apnea atau
sering berhenti napas saat tidur punya risiko mengalami glaukoma 2 kali
lebih besar. Gangguan pada tekanan bola mata tersebut bisa memicu
kebutaan dalam 5 tahun berikutnya.
Sleep apnea sendiri sering
dialami oleh orang-orang yang tidurnya ngorok. Henti napas terjadi
ketika saluran udara menyempit pada saat berbaring, dan pada saat yang
sama saluran tersebut bergetar saat dilewati udara. Itu sebabnya, orang
ngorok umumnya juga memiliki gangguan sleep apnea.
Penelitian di
taiwan tersebut tidak menemukan adanya hubungan sebab akibat secara
langsung antara ngorok dengan glaukoma, namun berhasil membutikan adanya
keterkaitan. Seorang ilmuwan spesialis glaukoma pun menganggap
keterkaitan tersebut cukup masuk akal.
"Saat Anda tidak bernapas
dengan laju pernapasan normal, kekurangan oksigen akan memicu kerusakan
saraf optik, atau memicu ketidaknormalan kadar gas di darah. Keduanya
bisa memicu glaukoma," kata sang ilmuwan, Dr Andrew Iwach, MD seperti
dikutip dari Menshealth.com, Kamis (15/8/2013).
Pemeriksaan
glaukoma umumnya dilakukan oleh para spesialis mata pada orang-orang di
atas usia 40 tahun. Namun pada orang-orang berkaca mata tebal atau punya
riwayat penyakit serupa di keluarganya, pemeriksaan bisa dilakukan
lebih awal yakni dari usia 20 tahun.
Sama seperti penyakit
lainnya, glaukoma memiliki kemungkinan sembuh lebih besar bila
terdeteksi sejak awal. Dan untuk mencegah ngorok maupun sleep apnea yang
menyertainya, para ahli menyarankan untuk menjaga berat badan ideal,
tidak merokok, dan olahraga teratur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar